web 2.0

Minggu, 08 Maret 2009

Mengajar Bahasa Inggris di Kelas Besar

Oleh: M. Malzumul Khair SPd, Guru SMAN 1 Gapura, Sumenep

KELAS efektif untuk pembelajaran bahasa asing maksimal berisi 20 siswa. Sedangkan kelas di sekolah-sekolah di sini rata-rata berisi 40 siswa. Karena itu, guru harus mengatasi dua kali lipat siswa.

Ada beberapa ide pembelajaran bahasa Inggris untuk kelas besar yang didapat penulis dari berbagai workshop pengajaran. Tapi, sebelum menerapkannya, lebih dulu motivasi siswa harus ditumbuhkan. Sebab, kebanyakan siswa tidak percaya diri ketika harus berbahasa asing.

Pertama, guru harus mengobservasi siswa, kemampuannya, gaya belajarnya, dan karakternya. Kedua, membangun hubungan baik dengan siswa untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman serta mendorong siswa mengungkapkan kesulitan dan kemampuannya.

Ketiga, bahasa Inggris dianggap sulit oleh kebanyakan siswa. Guru jangan menuntut terlalu tinggi. Sebaliknya, tumbuhkan motivasi positif ketika siswa mampu belajar sedikit dari yang diberikan guru. Hargailah sesedikit apa pun yang bisa dilakukan siswa. Kemampuan bahasa butuh proses. Guru dan siswa harus punya kepercayaan diri untuk itu.

Keempat, guru yang termotivasi selalu memikirkan cara baru untuk meningkatkan pembelajaran dan memecahkan masalah. Dengan demikian, dia selalu punya hal baru untuk diberikan kepada siswa pada setiap meeting. Itu akan membuat siswa selalu menunggu apa hal baru hari ini.

Berikut ini beberapa ide yang bisa dipakai dalam kelas besar.

Quescussion (question and discussion). Aktivitas ini membuat siswa berpendapat sekaligus melatih membuat kalimat tanya (menjawab pertanyaan jauh lebih mudah daripada membuat pertanyaan). Caranya, guru menulis pertanyaan di papan. Misalnya, Where will we go for the next vacation? Siswa menanggapi dengan pertanyaan juga. Misalnya, How about going to Bali? What do you think if we go to Jogja? Is it a good idea to go to Bandung?

Siswa lain menanggapi usul tersebut dengan pertanyaan pula. Don't you think that Bandung is too far and expensive? Do you know how much money we need to go to Bali? dan seterusnya.

Estafet writing. Guru meminta siswa membentuk kelompok berlima. Dalam satu kelompok, semua anggota menyiapkan kertas dan bolpoin yang berbeda warna tinta. Tiap siswa membuat satu kalimat awal di kertas masing-masing. Misalnya, Once upon a time on a Friday night, we went home late and had to pass a cemetery.

Kemudian, kertas diberikan kepada rekan di sebelahnya, yang harus melanjutkan kalimat pertama tersebut. Begitu seterusnya sampai kertas kembali ke pemilik awal. Selain menerapkan kemampuan writing, siswa dituntut membuat cerita yang mungkin diinginkan penulis pertama. Itu tantangan tersendiri. Berdasar warna tinta, guru bisa menilai tulisan siapa yang grammar-nya masih harus diperbaiki dan siapa yang sudah bisa menyusun kalimat dengan lebih baik.

English journal. Guru meminta kelas menyiapkan buku besar yang disediakan untuk siapa saja yang ingin menulis atau sekadar menempel gambar atau foto, tentu minimal disertai satu kalimat dalam bahasa Inggris. Siswa bisa mengisinya kapan saja, semacam hand-written blog, bisa tentang curhat, ide, atau keluhan dalam bahasa Inggris. Tiap minggu, guru memeriksa siapa yang sering menulis dan memberikan feedback serta memberikan reward berupa poin tambahan.

Test your logic. Aktivitas ini membantu reading skill siswa. Guru memberikan serangkaian teka-teki dalam bahasa Inggris secara tertulis dan siswa diminta menemukan jawaban dengan membaca dengan teliti dan pastinya berpikir logis. Misalnya, (a) Ten people were sheltering under one umbrella but none of them got wet. Why? (b) If a dog is tied to a rope fifteen metres long, how can it reach a bone thirty metres away? Guru bisa mendapatkan rangkaian teka-teki itu di buku Pair Work by Peter Watcyn-Jones atau internet.

Yang diajarkan dalam bahasa Inggris memang selalu sama, yakni reading, vocab, grammar, tenses, dan sebagainya. Yang membedakan adalah kemasannya. Di sinilah dibutuhkan guru yang termotivasi untuk memotivasi siswa. Your energy in the classroom affects the energy of your students in the classroom. Your motivation to teach English affects the motivation of your students to learn English. (soe)

Sumber: Jawapos, Sabtu, 07 Maret 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar