web 2.0

Minggu, 08 Maret 2009

Wajib Belajar Sendiri Tiada Henti

Oleh: Yuddo Suswanto, Guru SMPN 2 Senduro, Lumajang

Guru dituntut menguasai ilmu pengetahuan yang lebih luas. Terutama, berkaitan dengan mata pelajaran yang dipegangnya. Kalau tidak, pada saat tertentu, anak-anak didiknya akan melambaikan tangan seraya mengatakan, ''Sorry... aku duluan ya my teacher. Tak mungkin aku menunggumu yang tak mau berinovasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Engkau hanya bisa membelajari dan memberikan tugas agar jawabannya diketik dengan komputer atau dicari di internet. Sedangkan Engkau sendiri mengoperasikan komputer belum tahu.''

Sebagai tenaga profesional, guru harus bisa menjadi seorang manajer terlatih yang memiliki kemampuan mengelola sumber-sumber belajar. Untuk itu, guru harus terus belajar dan mau mengembangkan diri dan profesi dengan rasa enjoy serta ikhlas untuk masa depan anak-anak didiknya. Belajar yang dimaksud bukan hanya pada sekolah formal, tetapi mampu berinteraksi secara luas dan optimal dengan apa yang ada di sekitarnya -termasuk dengan diri sendiri.

Proses interaksi akan diikuti perkembangan aspek intelektual, emosional, dan spiritual. Lebih-lebih berkaitan dengan mata pelajaran yang dipegangnya, hendaknya terus dioptimalkan. Hal tersebut dapat memperluas dan memperkaya perbendaharaan kontekstual dalam proses pembelajaran. Dalam prosesnya, itu akan lebih merangsang pengembangan strategi berpikir selain memudahkan daya ingat anak dalam mengingat informasi (Vernon A. M. dalam Godon Dryden, 2003).

Ilmu sebagai karunia Allah sangat luas. Karena itu, katakanlah, ''Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan sebanyak itu pula,'' (Q.S. 18:109).

Memahami ayat tersebut terungkap bahwa alam semesta merupakan pusat sumber belajar. Alam semesta menjadi perpustakaan dan kamus belajar bagi manusia. Jadi, sosok guru menjadi hebat jika bisa memanfaatkan perpustakaan dan kamus itu secara maksimal. Ketika hal tersebut benar-benar terjadi dan guru menjadi orang-orang berbakat yang hebat atas profesinya, bukan berarti mereka bisa membuat semuanya menjadi hebat. Kehebatan membangun diri dan komunitasnya memerlukan tanggung jawab dan kejujuran.

Apa yang tersedia di sekitar kita adalah media belajar yang dapat dimanfaatkan seoptimalnya untuk membelajari anak didik. Guru harus bersepakat eksistensi belajar sepanjang hayat. Eksistensi itu merupakan pintu utama membelajari dan mengembangkan anak didik hingga menjadi orang-orang hebat dan bertanggung jawab serta jujur.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan internet dan ponsel akan menjadi bagian kebutuhan pokok dalam proses pembelajaran. Untuk itu, pengenalan dan pembelajaran internet sangatlah penting. Menghadapi perkembangan tersebut, mulai sekarang rekan guru hendaknya berupaya keras mau belajar mengoperasikan alat-alat itu. Kemudian, mengajak anak didik menikmati dunia melalui internet. (oki)

Sumber: Jawapos 08/03/2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar