web 2.0

Minggu, 08 Maret 2009

Bisa Menjadi Kawan Sekaligus Lawan

Oleh Muhammad Rozi, Guru komputer SMPN 1 Sidayu, Gresik

Internet adalah sarana informasi dan komunikasi yang tidak mungkin dipisahkan dari pelajar yang telah mengenalnya. Sebab, menambah wawasan di internet lebih menyenangkan daripada harus mencari buku di perpustakaan sekolah, yang belum tentu lengkap.

Orang tua mungkin juga bangga jika anaknya mengenal internet di sekolah. Mereka mengira pengetahuan anak pasti berkembang pesat dengan masuknya internet di lingkungan pendidikan sang anak.

Tapi, pahamkah orang tua tentang bahaya internet dan bagaimana menghindarkan anak dari bahaya penggunaan internet? Apakah lembaga pendidikan yang menyediakan fasilitas internet telah memberikan pengamanan terbaik? Mampukah petugas internet di lembaga pendidikan mengimbangi kemampuan siswa yang kian berkembang?

Internet sangat bermanfaat jika kita menggunakannya di jalur yang benar. Sebab, internet bisa menjadi teman sekaligus guru. Di internet, kita dapat menemukan semua solusi dari pertanyaan yang tak terjawab. Semua hal dikupas secara detail dari berbagai sumber dan rasanya tidak ada yang terlewat. Namun, sumber yang ada belum tentu benar. Bila kita mencerna mentah-mentah semua pengetahuan dari internet, kesesatan yang akan kita temui.

Pertanyaannya, apa yang harus kita lakukan? Dasar agama dan pendampingan yang benar diharapkan bisa menghadang dampak negatif internet.

Banyak sekali penyimpangan yang mungkin dilakukan pengguna internet, khususnya pelajar. Misalnya, di sela mencari materi di internet, hampir bisa dipastikan mereka juga sibuk refreshing, yakni main game, chatting, atau malah berkunjung ke situs porno. Main game terlalu lama jelas membuang waktu belajar siswa. Sama halnya dengan chatting dengan orang-orang yang kebanyakan tidak mereka kenal dan tidak selalu jujur.

Bagi kebanyakan siswa, internet bukan lagi wahana untuk meningkatkan pengetahuan. Internet hanya ajang hiburan, termasuk hiburan berbahaya semacam situs-situs porno.

Tapi, siapa yang mampu mencegah hal itu? Pemerintah? Masyarakat? Orang tua? Sepertinya, semua unsur harus bersatu. Pemerintah harus memblokir situs-situs terlarang secara maksimal, juga mengeluarkan peraturan agar tiap penyedia layanan internet memasang program atau software antipornografi. Harus ada pula putugas yang rutin memantau apakah program-program antiporno tersebut benar-benar telah dipasang di tempat yang menyediakan fasilitas internet.

Setelah semua itu dilakukan pun, bukan berarti kemungkinan penyimpangan telah teratasi. Masih ada komputer rumah, HP, atau fasilitas lain yang juga bisa dimanfaatkan untuk menikmati internet. Di sini, peran orang tua sangat vital. Komputer yang memiliki fasilitas internet hendaknya diletakkan di tempat terbuka, bukan kamar anak, untuk memudahkan pengawasan.

HP anak juga perlu diperiksa, ada layanan internet atau tidak. Jika orang tua merasa tidak mampu mengawasi, sebaiknya tak memberikan HP yang dilengkapi fasilitas multimedia. Sebab, video porno bisa diterima melalui kiriman orang lain atau transfer bluetooth.

Perlu juga diawasi dengan siapa anak berteman, di mana dia biasa berkumpul dengan teman-temannya. Jika anak pernah minta izin ke warnet, sesekali temani. Bila dia berkeras menolak ditemani, jangan pernah izinkan ke warmet, sekalipun beralasan malu kepada teman dan sebagainya. Sebab, menolak ditemani adalah awal penyimpangan.

Penanganan pornografi yang sering digembar-gemborkan itu hanya omong kosong jika pihak-pihak yang mestinya mengawasi ternyata juga mengonsumsi sajian porno tersebut.

Jika kita merasa kehadiran internet tidak mungkin dihindari dan penataan teknologi tidak mungkin dilakukan, yang harus ditata adalah manusianya. Tanamkan sikap moral kepada anak-anak tanpa pernah jemu. Berikan perhatian istimewa kepada mereka. Pantau pergaulan mereka. Pilih lembaga pendidikan yang tak hanya memberikan pendidikan dunia.

Masyarakat Indonesia pernah makmur dalam kegaptekan. Pelajar Indonesia cerdas dengan keterbatasan fasilitas. Makanan kita lebih sehat dengan bumbu alami. Hamparan pulau lebih hijau. Udara pun lebih segar. Sepertinya, kita harus sedikit demi sedikit menomorduakan teknologi, termasuk internet. (soe)

Sumber: Jawapos, Rabu, 04 Maret 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar